Christian Eriksen hampir menaikkan panjang catatan pemain yang wajib menutup umur akibat mengidap serbuan jantung di lapangan hijau. Gelandang Timnas Denmark ini pernah roboh serta kehabisan pemahaman jelang akhir babak awal pada laga Tim B Euro 2020, kontra Finlandia, Sabtu( 12/ 06) malam.
Beruntung, Eriksen dapat diselamatkan. UEFA mengatakan kalau keadaan pemain berumur 29 tahun tersebut telah normal serta dikala ini lagi menempuh perawatan intensif di rumah sakit.
Eriksen sendiri bukan pesepak bola awal, serta dapat jadi bukan yang terakhir, yang terserang serbuan jantung di lapangan. New England Journal of Medicine, semacam dilansir dari BBC, menegaskan kalau resiko penyakit jantung untuk golongan pesepak bola sangat besar, apalagi jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
Kendati tidak dapat kembali ke lapangan hijau dalam waktu dekat, apalagi bisa jadi wajib mengakhiri keikutsertaannya di Euro 2020, Eriksen tercantum beruntung. Banyak pesepak bola lain yang wajib mengembuskan nafas terakhir mereka akibat serbuan jantung di lapangan hijau.
Siapa saja para pesepak bola yang wajib menutup umur mereka akibat serbuan jantung di lapangan hijau?
Marc- Vivien Foe
Marc Vivien Foe wajib menutup umur pada 26 Juni 2003 kala menguatkan Timnas Kamerun pada laga Piala Konfederasi. Foe roboh tidak sadarkan diri di tengah laga kontra Kolombia. Sehabis menemukan penindakan regu kedokteran, Foe dilarikan ke sarana kesehatan di stadion. Tetapi, tidak lama berselang, Foe mengembuskan nafas terakhirnya. Dari 2 otopsi yang dicoba, ditemui kalau Foe hadapi Hypertrophic Cardiac Arrest, salah satu kasus jantung yang sering timbul kala pengidap melaksanakan kegiatan raga.
Miklos Feher
Feher menutup umur pada 25 Januari 2004, kala menguatkan Benfica mengalami Vitoria de Guimaraes. Waktu itu, pemain asal Hungaria ini masuk dari bangku cadangan.
Sehabis menemukan kartu kuning, Feher pernah tertunduk dengan wajah kesakitan. Setelah itu, dia roboh ke balik. Feher lekas menemukan pertolongan awal serta dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, tidak sebagian lama, regu kedokteran menyebut kalau Feher sudah mengembuskan nafas terakhirnya. Sama semacam Foe, Feher pula hadapi Hypertrophic Cardiac Arrest.
Antonio Puerta
Puerta menutup umur pada 28 Agustus 2007. Pemain asal Spanyol ini kehabisan pemahaman usai terserang serbuan jantung kala tampak membela Sevilla pada laga kontra Getafe, 3 hari tadinya.
Sehabis pernah membaik, apalagi dapat berjalan sendiri keluar lapangan, Puerta kembali kolaps di ruang ubah. Dia juga dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, nyawa pemain berumur 22 tahun ini tidak tertolong lagi.
Cheick Tiote
Tiote wafat dunia pada 5 Juni 2017, sehabis hadapi serbuan jantung di tahap latihan timnya, Beijing Enterprises. Di tengah- tengah tahap latihan, Tiote seketika roboh tidak sadarkan diri. Sehabis menemukan pertolongan awal, Tiote lekas dilarikan ke rumah sakit. Tidak lama berselang, pihak rumah sakit mengatakan kalau Tiote sudah wafat dunia.
Sekou Camara
Serbuan jantung dikala berlatih pula dirasakan oleh Sekou Camara. Penyerang Pelita Bandung Raya ini wajib menutup umur pada 27 Juli 2013 akibat serbuan jantung.
Camara roboh di tengah lapangan separuh jam saat sebelum latihan PBR usai. Pemain asal Mali ini juga lekas dibawa ke Rumah sakit Halmahera Bandung. Tetapi, sehabis beberapa usaha dicoba, Camara senantiasa tidak tertolong serta wajib menutup umur.
Ricky Yacobi
Salah seseorang legenda sepak bola Indonesia, Ricky Yacobi, pula wajib menutup umur usai hadapi serbuan jantung. Ricky menutup umur 21 November 2020, pada umur 57 tahun.
Waktu itu, Ricky turut bertanding di ajang Trofeo Medan Selection di Lapangan A Senayan. Usai mencetak berhasil, Ricky hendak melaksanakan selebrasi. Tetapi, penyerang andalan Timnas Indonesia masa 80- 90an ini malah roboh tidak sadarkan diri.
Usai menemukan pertolongan di lapangan, Ricky setelah itu dibawa ke Rumah sakit Mintohardjo. Sayangnya, nyawa pemain Indonesia awal yang berkarier di J- League ini tidak tertolong.
