Kebutuhan Chelsea hendak penyerang yang mumpuni dalam urusan mencetak berhasil lagi tinggi- tingginya. Serta bagi laporan, mereka kepincut bawa Romelu Lukaku berangkat dari Inter Milan pada masa panas nanti.
Sebagian minggu yang kemudian, Lukaku sukses membawakan Inter Milan mencapai gelar juara Serie A pertamanya semenjak tahun 2010 silam. Kontribusinya sangat terasa sebab Lukaku terbilang giat dalam urusan mencetak berhasil.
Bagi catatan, Lukaku sukses memproduksi 24 berhasil dalam ajang Serie A saja- total 30 berhasil. Torehan tersebut buatnya terletak di peringkat kedua, pas di dasar Cristiano Ronaldo yang jadi Capocannoniere dengan 29 berhasil.
Serta pada masa tadinya, Lukaku memproduksi sebanyak 34 berhasil dari 51 penampilannya di seluruh kompetisi. Jadi jika soal mencetak berhasil, laki- laki berkebangsaan Belgia tersebut telah lumayan terbukti.
Belum lama, Lukaku lumayan kerap berhubungan dengan Chelsea yang nampak frustrasi sebab belum pula memperoleh striker luar biasa. Timo Werner dihadirkan pada tahun 2020 dengan banyak ekspektasi, tetapi tidak sanggup mewujudkannya sepanjang ini.
Apakah memanglah benar Chelsea memerlukan Lukaku? Jangan buru- buru membuat kesimpulan. Bolaneters dapat menyimak data seputar perbandingan statistik Lukaku dengan para bomber the Blues dikala ini.
Gol
- Romelu Lukaku– 24
- Olivier Giroud– 6
- Timo Werner– 6
- Kai Havertz– 4
- Mason Mount– 4
- Tammy Abraham– 3
- Christian Pulisic– 3
- Hakim Ziyech– 2
Asis
- Romelu Lukaku– 11
- Timo Werner– 8
- Hakim Ziyech– 3
- Christian Pulisic– 1
- Kai Havertz– 2
- Tammy Abraham– 1
- Mason Mount– 1
- Olivier Giroud– 0
Berhasil Per Menit
- Olivier Giroud– 98. 5
- Romelu Lukaku– 120. 3
- Kai Havertz– 296. 3
- Tammy Abraham– 299. 3
- Mason Mount– 365. 5
- Timo Werner– 416
- Hakim Ziyech– 492
- Christian Pulisic– 506. 6
Menit Per Berhasil ataupun Asis
- Romelu Lukaku– 82. 5
- Olivier Giroud– 98. 5
- Timo Werner– 178. 3
- Hakim Ziyech– 196. 8
- Kai Havertz– 197. 5
- Tammy Abraham– 224. 5
- Mason Mount– 292. 4
- Christian Pulisic– 380
Dribbling Sukses( rata- rata)
- Christian Pulisic– 2. 3
- Romelu Lukaku– 1. 7
- Mason Mount– 1. 4
- Hakim Ziyech– 1. 4
- Kai Havertz– 1. 1
- Timo Werner– 1
- Tammy Abraham– 0. 5
- Olivier Giroud– 0
Operan per 90 mins( akurasi umpan)
- Hakim Ziyech– 49. 1( 79. 6%)
- Mason Mount– 47. 2( 85%)
- Kai Havertz– 42. 6( 84. 7%)
- Christian Pulisic– 33. 8( 84%)
- Timo Werner– 27. 2( 79%)
- Olivier Giroud– 24. 5( 71. 9%)
- Romelu Lukaku– 22. 9( 72. 5%)
- Tammy Abraham– 17. 2( 72. 1%)
Tembakan per 90 mins( dalam kotak penalti)
- Olivier Giroud– 3. 2( 1. 7)
- Mason Mount– 3. 1( 1. 5)
- Romelu Lukaku– 3( 2. 2)
- Tammy Abraham– 2. 8( 2. 3)
- Timo Werner– 2. 7( 2)
- Hakim Ziyech– 2. 5( 0. 6)
- Christian Pulisic– 2. 1( 1. 4)
- Kai Havertz– 2( 1. 6)
Kesimpulan
Dari sederet statistik di atas, dapat disimpulkan jika Lukaku bukan team- player. Maksudnya Lukaku tidak terbiasa berfungsi selaku penyerang yang menolong regu dalam pembangunan serbuan. Tugasnya cuma satu, mencetak berhasil.
Jikalau bukan mencetak berhasil, Lukaku pula dapat menyumbangkan asis. Tetapi telah tentu jika dirinya lebih fokus kepada pemberian hasil.
Apakah sesuai dengan style bermain Thomas Tuchel? Sepanjang yang dikenal, Tuchel mengedepankan kemampuan bola. Terlepas dari laga final Liga Champions melawan Manchester City, the Blues nyaris senantiasa membukukan kemampuan bola lebih dari 60 persen di tiap pertandingan.
Game kemampuan bola memerlukan proses operan yang berulang- ulang. Sedangkan Lukaku mempunyai presentase operan serta akurasi yang sangat rendah. Sedikit lebih baik dari Tammy Abraham tetapi di dasar Olivier Giroud.